Cabang Muhammadiyah yang terlupakan

  • Admin
  • 646

Muhammadiyah organisasi Islam yang sejak berdirinya tanggal 18 November 1912, telah melahirkan karya-karya nyata dibangsa ini, salah satu peran nyata Muhammadiyah adalah mampu mendirikan Amal-Amal Usaha yang berkontribusi kepada negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia, diantara AUM yang ada di Muhammadiyah adalah  Sekolah/Madrasah 5345, Perguran Tinggi 172, Rumah sakit 122, Pesantren 140 dan masih banyak asset yang lainnya.

Dan bahkan dalam memajukan dan menyebarkan dakwah Muhammadiyah di daerah, telah memiliki struktur Muhammadiyah  yang tersebar di seluruh Indonesia , Mulai dari Pimpinan Wilayah Muhammadiyah sampai pada Pimpinan Ranting Muhammadiyah yang bertugas di desa/kelurahan.

Terdapat 35 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah tersebar di Seluruh Indonesia, Pimpinan Daerah sebanyak 474, Pimpinan Cabang 3947, Pimpinan Ranting 14670, cukup membanggakan, belum lagi Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah di Luar Negeri yang saat ini berjumlah 30 dibeberapa Negera. Semuanya ini adalah kekuatan yang dimiliki oleh Muhammadiyah

Hanya yang menjadi pertanyaan, apakah dengan ribuan cabang dan ranting yang ada itu sudah menjalankan tugasnya dan perannya  sebagai media dakwah Muhammadiyah ditengah-tengah masyarakat?  Atau sebaliknya justru tidak menjalankan peran dan fungsinya sebagai lokomotif penggerak dakwah Muhammadiyah? Tidak bisa dipungkiri juga bahwa banyak  PWM, PDM, PCM dan PRM yang cukup maju dan berkembang, tetapi masih banyak Cabang dan ranting hususnya yang belum menajalnkan peran dan fungsinya sebagai penggerak dakwah paling bawah.apakah karena kita lupa?

Contoh paling dekat di Sulawesi Tenggara telah memiliki struktur Pimpinan Daerah Muhammadiyah sebanyak 17 PDM yang tersebar di  Kab/Kota yang di Sulawesi tenggara, dan  menurut data yang ada Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di Sultra terdapat 92 PCM  (data saat Musywil). Dan bahkan PWM sultra telah memiliki 8 Perguruan Tinggi Muhammadiyah se- Sultra, 1 Klinik Muhammadiyah, itu artinya Pimpinann Wilayah Muhammadiyah sultra Tenggara menjadi satu-satunya Ormas Islam yang di sultra yang memiliki AUM terutamma PTMA yang banyak.

Prestasi itu perlu kita ajukan jempol, tetapi rasa-rasanya yang menjadi perhatian dan kegelisahan sebagai kader Muhammadiyah, yadalah denggan banyaknya Cabang Muhammadiyah, hampir tidak ada yang muncul dipermukaan, peran-peran strategis yang seharusnya dikerjakan oleh Cabang dan Ranting Muhammadiyah nihil dimata kader, nanti cabang menjadi seksi ketika ada perhelatan besar Muhammadiyah yaitu Musyawarah, dimana Pengurus PCM mulai bermunculan dan mengaku sebagai pengurus Cabang dan Ranting, dengan dalih punya SK sebagai pengurus Cabang

Lalu kalau demikian siapa yang salah? apakah mengurus Cabang/ranting susah atau karena tidak memiliki amal usaha, apa cabang hanya dijadikan sebagai tiket untuk ikut perhelatan besar Muhammadiyah? Padahal dengan berdirinya PTMA menjadi modal untuk mengembangkan dan membesarkan Cabang dan Ranting Muhammadiyah, cabang dan Ranting menjadi kekuatan besar Muhammadiyah yang saat ini sedang dilupakan.

Lantas kapan Cabang dan Ranting dihidupkan oleh para kader Muhammadiyah yang notabenenya sebagai penggerak, kalau bukan saat ini, mari ingat kembali peran-peran kita sebagai kader sebagai penggerak Muhammadiyah, kembalilah kemuhammadiyah, jangan lupakan muhammadiyah, besarkan Muhammadiyah melalui Cabang dan Ranting. Dicabang dan Ranting kita wujudkan islam yyang berkemajuan,sebagai rahmat solusi umat dalam menjalani kehidupan, dicabang dan ranting kita rawat jamaah makmurkan masjid suburkan pengajian, cerahkan umat berdayakan masyarakat, cabang itu  penting, ranting harus berkembang, masjid  makkmur memakmurkan, Muhammadiyah Sukses Dunia sukses Akhirat.

penulis : Ketua PCM baruga